Sabtu, 02 Februari 2019

Doa Si Kecil Menyambut Musim Hujan

Terus terang saya tergelitik untuk menuliskan tentang hadirnya hujan di bulan November ini 

Ada banyak cerita dibalik turunnya hujan tahun ini yang datang terlambat. Rupanya datangnya hujan tahun ini belum disikapi dengan baik oleh sebagian orang terutama keluargaku. Aku pun masih terlena dengan nuansa kemarau hingga lupa beberapa hal yang mesti disiapkan. Misal, baru diketahui kalau ternyata jas hujan di rumah cuma ada satu. Payung satu pun tak ada batang hidungnya. Eh, emang payung punya hidung ya? Terus, genteng bocor. Ya Allah, kenapa aku bisa lupa, padahal genteng bocor sisa musim hujan tahun lalu dan belum dibetulin juga. 

Tapi yang lebih menggelitik lagi adalah pertanyaan anakku.

"Yah, kenapa sih ayah ngga beli mobil aja. Daripada kaya gini, boncengan bertiga, jas hujannya satu, basah kuyup lagi." katanya polos.

"Amiin. Insyaallah."

"Asyiik bener lho yah." Dia mulai menagih. Aku menarik nafas panjang. Maksud jawabanku sebenarnya doa bukan berarti aku mau beli mobil saat ini. Tapi ternyata anakku menangkapnya lain.

"Kira-kira di mana ayah bisa beli mobilnya? Di Pasar Wage ada ngga?" Aku balik bertanya.

"Ayah, ade serius nih." Anakku mencubit pinggangku.

"Iya, ayah juga serius. Kalau di Pasar Wage ada, ayah mau beli sekarang."

Dia pikir, beli mobil itu gampang kaya beli pisang goreng. Tapi gapapa. anggap saja itu doa seorang anak buat orang tuanya.

Semoga musim hujan tahun depan anak-anakku sudah bisa naik mobil dan permintaan anakku menjadi doa yang tulus sehingga keinginannya bisa terkabul. Amiin.

Previous Post
Next Post

An English teacher of SMA Puhua Purwokerto who wants to share every moment in life.

0 comments: