Sabtu, 31 Juli 2021

Maju Mundur PTM Bukan Halangan


Banyak siswa menyatakan sudah kengen sekolah, kangen teman, dan kangen guru ketika saat itu siswa diminta menuliskan refleksi dalam salah satu sesi acara orientasi siswa yang diadakan sekolah pada tanggal 21 hingga 23 Juli lalu. Keinginan mereka memang beralasan. Kejenuhan dan kangen rupanya sudah membuncah dan tak tertahankan lagi. 

Pembelajaran tatap muka atau lebih dikenal dengan PTM sudah menjadi nyanyian sehari-hari bagi setiap insan pendidikan saat ini. Sementara rasa kangen siswa dengan guru atau sebaliknya harus ditahan terlebih dahulu. Kerinduan yang tertahan ini akan terus berlangsung samapi batas waktu yang belum bisa ditentukan. 

Banyak pula sekolah yang sudah mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Berbagai sarana prasarana sudah dipenuhi oleh sekolah termasuk simulasi pembelajaran dalam masa pandemi, SOP pembelajaran tatap muka, dan melengkapi proposal yang disyaratkan untuk pembelajaran tatap muka ke dinas pendidikan sudah dilakukan. Namun hasilnya, masih harus bersabar dan berdoa. 

Kita tentu tidak hanya bisa berharap wabah ini cepat pergi tetapi tidak melakukan apapun. Kalau begitu, sama saja seperti si pungguk yang selalu merindukan bulan. Tentunya kita harus turut serta di dalamnya. Satu orang melakukan tindakan kecil sesuai protokol kesehatan, dampaknya akan luar biasa. Jadi tidak perlu menunggu orang lain melakukan terlebih dahulu, apalagi cuma menyalah-nyalahkan kebijakna pemerintah. Mulailah dari sekarang dan dan dari diri kita sendiri saja.

Kembali ke pembelajaran tatap muka, usaha yang sudah dilakukan sekolah untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka dari A hingga Z memang sudah seharusnya dilakukan. Tidak ada yang sia-sia dari segala usaha dan persiapan, sehingga ketika PTM itu benar-benar dilaksanakan, semua sudah tinggal cus

Kerinduan siswa dan guru untuk bersua, belajar, dan berkolaborasi dalam kehingaran kegiatan di sekolah memang sudah menjadi keinginan yang tak terbendung lagi. Walaupun faktanya harus menunggu dan menunggu lagi. Tetapi kita tidak berhenti sampai di situ dan terus berupaya untuk mencari cara agar pembelajaran online terasa offline. Kedengarannya seperti mustahil tetapi hal ini mungkin terjadi walaupun masih jauh dari yang kita inginkan seperti the real classroom. Setidaknya sekolah atau guru sudah berusaha mengadopsi berbagai aplikasi online untuk membuat pembelajaran terasa seperti tatap muka. Workshop online dan gratis yang menawarkan berbagai alternatif pembelajaran online menarik bertebaran di grup-grup WA. Tak ketinggalan banyak youtuber yang peka dan kreatif menawarkan banyak game icebreaking untuk pembelajaran online. Jadi, sekarang bukan waktunya lagi untuk mengeluh dan meratapi kapan PTM tetapi mencoba menikmati sambil mencari solusi. Mungkin itu yang bisa kita lakukan sekarang.

#July31WritingChallenge


Sabtu, 24 Juli 2021

Warung Kejujuran ala Pak Guntur



Membludaknya penyebaran Covid19 yang mengakibatkan penerapan PPKM yang dirasa memberatkan bagi pengusaha mikro atau kaum perpenghasilan tidak menentu membuat banyak orang mengeluh ini itu.

Namun di antara banyaknya orang yang mengeluh tadi, ada seorang bapak tetangga depan rumah yang tidak mengeluh bahkan berusaha berbuat sesuatu bagi orang banyak. Dia dikenal dengan nama Guntur Cahyo Wahono, atau sering dipanggil Pak Guntur. 

Para tetangga dibuat kaget, ketika tiba-tiba Pak Guntur menaruh sebuah etalase kaca di emperan rumahnya yang berisikan beberapa barang jajanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang mendesak dan dipajang pula dua buah banner bertuliskan "WARUNG KEJUJURAN - Njukut Dewek Bayar Dewek, yang maksudnya ambil sendiri membayar sendiri. Jadi warung tersebut mirip sebuah koperasi siswa yang biasa ada di sekolah-sekolah untuk melatih anak OSIS untuk berwira usaha dan juga melatih kejujuran.

Tidak berbeda jauh dengan tujuan tersebut, ketika ditanya tujuan dan motivasinya untuk membuat warung kejujuran, jawabnya sederhana saja, selain untuk membantu warga dekat rumahnya untuk mempermudah memenuhi kebutuhan kecil, seperti mungkin bumbu masak, snack, kopi dan lain-lain, beliau juga ingin melatih masyarakat untuk mengembangkan sifat jujur dan saling membantu. 

Seperti yang dia sampaikan bahwa Pak Guntur tidak semata-mata berjualan untuk komersil, karena kalau ditilik dari harga jualnya, memang tidak tampak kalau warung tersebut mengambil keuntungan banyak bahkan ada beberapa item yang dijual sama dengan harga belinya, bahkan ada yang di bawah harga belinya. Misal bumbu masak dengan harga beli Rp. 1.150 dijual Rp 1.000. Hal ini dilakukan bukan karena beliau ingin menyaingi warung lain di sekitar lokasi perumahan ini, tapi hanya sekedar untuk mempermudah tetangga yang membutuhkan tetapi lebih memprioritaskan agar barang cepat berganti atau memiliki likuiditas tinggi. 

Hal lain yang menarik selain harganya juga murah dan sistem pembeliannya yang swalayan dan bahkan bisa ambil uang kembalian sendiri, Pak Guntur juga menyediakan kebutuhan mendesak bagi tetangganya yang terkena kecelakaan kecil seperti terjatuh atau terluka saat memasak oleh pisau atau beling, karena di situ disediakan beberapa botol betadin dan plaster untuk luka ringan, yang bisa langsung dipakai atau diambil di tempat tanpa membayar.

Ketika ditanya para tetangga, bagaimana kalau ada yang curang, mengambil barang tanpa membayar, atau bahkan justru mengambil uang di tempat penyimpanan uang yang terbuka tersebut? Pak Guntur hanya senyum dan menjawab, "Mungkin di sinilah fungsinya, kita jadi bisa belajar dari mereka dan kalau memang yang berbuat seperti itu karena memang benar-benar membutuhkan dan tidak mampu untuk membeli, saya tidak masalah karena secara tidak langsung saya sudah membantunya." Lalu bagiaimana kalau modalnya habis karena banyak orang yang ambil tidak bayar? Dia menjelaskan bahwa kalaupun modalnya habis karena ada orang yang curang, dia akan tetap menyisihkan setiap bulannya minimal Rp. 100.000, untuk tetap mengadakan warung kejujuran ini ada.Karena menurutnya sejak awal beliau sudah berniat menyisihkan uang sejumlah itu untuk menyediakan warung kejujuran itu. 

Hal kecil yang dilakukan oleh Pak Guntur mungkin tidak sehebat orang lain yang bisa melakukan sesuatu yang lebih hebat buat orang lain, tetapi niat baik Pak Guntur merupakan tauladan yang luar biasa dan bisa menginspirasi banyak orang untuk saling membantu. Yang sudah dia lakukan adalah mencerminkan moto hidupnya yang dia katakan bahwa, "Berbuatlah hal sekecil apa pun yang bermanfaat bagi orang lain".