Sabtu, 24 Juli 2021

Warung Kejujuran ala Pak Guntur



Membludaknya penyebaran Covid19 yang mengakibatkan penerapan PPKM yang dirasa memberatkan bagi pengusaha mikro atau kaum perpenghasilan tidak menentu membuat banyak orang mengeluh ini itu.

Namun di antara banyaknya orang yang mengeluh tadi, ada seorang bapak tetangga depan rumah yang tidak mengeluh bahkan berusaha berbuat sesuatu bagi orang banyak. Dia dikenal dengan nama Guntur Cahyo Wahono, atau sering dipanggil Pak Guntur. 

Para tetangga dibuat kaget, ketika tiba-tiba Pak Guntur menaruh sebuah etalase kaca di emperan rumahnya yang berisikan beberapa barang jajanan dan barang-barang kebutuhan sehari-hari yang mendesak dan dipajang pula dua buah banner bertuliskan "WARUNG KEJUJURAN - Njukut Dewek Bayar Dewek, yang maksudnya ambil sendiri membayar sendiri. Jadi warung tersebut mirip sebuah koperasi siswa yang biasa ada di sekolah-sekolah untuk melatih anak OSIS untuk berwira usaha dan juga melatih kejujuran.

Tidak berbeda jauh dengan tujuan tersebut, ketika ditanya tujuan dan motivasinya untuk membuat warung kejujuran, jawabnya sederhana saja, selain untuk membantu warga dekat rumahnya untuk mempermudah memenuhi kebutuhan kecil, seperti mungkin bumbu masak, snack, kopi dan lain-lain, beliau juga ingin melatih masyarakat untuk mengembangkan sifat jujur dan saling membantu. 

Seperti yang dia sampaikan bahwa Pak Guntur tidak semata-mata berjualan untuk komersil, karena kalau ditilik dari harga jualnya, memang tidak tampak kalau warung tersebut mengambil keuntungan banyak bahkan ada beberapa item yang dijual sama dengan harga belinya, bahkan ada yang di bawah harga belinya. Misal bumbu masak dengan harga beli Rp. 1.150 dijual Rp 1.000. Hal ini dilakukan bukan karena beliau ingin menyaingi warung lain di sekitar lokasi perumahan ini, tapi hanya sekedar untuk mempermudah tetangga yang membutuhkan tetapi lebih memprioritaskan agar barang cepat berganti atau memiliki likuiditas tinggi. 

Hal lain yang menarik selain harganya juga murah dan sistem pembeliannya yang swalayan dan bahkan bisa ambil uang kembalian sendiri, Pak Guntur juga menyediakan kebutuhan mendesak bagi tetangganya yang terkena kecelakaan kecil seperti terjatuh atau terluka saat memasak oleh pisau atau beling, karena di situ disediakan beberapa botol betadin dan plaster untuk luka ringan, yang bisa langsung dipakai atau diambil di tempat tanpa membayar.

Ketika ditanya para tetangga, bagaimana kalau ada yang curang, mengambil barang tanpa membayar, atau bahkan justru mengambil uang di tempat penyimpanan uang yang terbuka tersebut? Pak Guntur hanya senyum dan menjawab, "Mungkin di sinilah fungsinya, kita jadi bisa belajar dari mereka dan kalau memang yang berbuat seperti itu karena memang benar-benar membutuhkan dan tidak mampu untuk membeli, saya tidak masalah karena secara tidak langsung saya sudah membantunya." Lalu bagiaimana kalau modalnya habis karena banyak orang yang ambil tidak bayar? Dia menjelaskan bahwa kalaupun modalnya habis karena ada orang yang curang, dia akan tetap menyisihkan setiap bulannya minimal Rp. 100.000, untuk tetap mengadakan warung kejujuran ini ada.Karena menurutnya sejak awal beliau sudah berniat menyisihkan uang sejumlah itu untuk menyediakan warung kejujuran itu. 

Hal kecil yang dilakukan oleh Pak Guntur mungkin tidak sehebat orang lain yang bisa melakukan sesuatu yang lebih hebat buat orang lain, tetapi niat baik Pak Guntur merupakan tauladan yang luar biasa dan bisa menginspirasi banyak orang untuk saling membantu. Yang sudah dia lakukan adalah mencerminkan moto hidupnya yang dia katakan bahwa, "Berbuatlah hal sekecil apa pun yang bermanfaat bagi orang lain". 








Previous Post
Next Post

An English teacher of SMA Puhua Purwokerto who wants to share every moment in life.

5 komentar: