Banyak hal yang bisa dilakukan seorang suami atau istri untuk mempertahankan kelangsungan ruamah tangganya. Merayunya adalah salah satunya. Memujinya, mungkin itu salah duanya. Masih banyak hal yang lain baik yang membutuhkan modal secara materi atau yang free dan unlimited. Yang terakhir adalah yang paling mudah dilakukan tanpa mengorbankan banyak hal. Tapi apakah kita sering melakukannya untuk pasangan kita masing-masing?
Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan tapi kadang kita enggan untuk melakukannya. Padahal itu bisa dilakukan oleh siapa saja dan untuk pasangan jaman old atau jaman now. Singkat kata, janganlah kita pelit-pelit untuk melakukannnya. Tinggal pilih mau pakai metode merayu atua memuji, semua bisa dilakukan kapan saja. Tapi jangan dikira itu juga semudah itu, salah-salah maksud kita merayu malah dikira menggombal. Karena antara merayu dan menggombal beda tipis. Untuk aku sendiri, kalau disuruh merayu mendingan aku diam karena aku tak bisa merayu, bikin puisi, apalagi pantun. Padahal istriku sendiri di usia pernikahan semakin kesini katanya ingin dirayu, (efek kebanyakan nonton Andre di N…t TV).
“Yah, coba rayuin kita dong!”
“Ih, apaan sih? Ibu kan tahu aku ini orangnya paling tidak bisa ngerayu. Emangnya ibu suka digombalin?” Bantahku.
“Dirayu sama digombalin itu beda, kali.” Dia yakin dan sok tahu.
“Apa bedanya?” Tanyaku serius.
“Kalau dirayu itu, pernyataannya yang diucapkan berdasarkan fakta dan bisa dibuktikan dengan perbuatan.”
“Kalau digombalin?”
“Kalau digombalin cuma omong kosong doang.”
“Ah, ga mudeng aku,” akupun menyerah. “Eh ibu ini kenapa sih, dulu pernah bilang katanya ibu itu paling tidak suka dirayu cowok, eh sekarang kita sudah berumur malah pengin dirayu, maksudnya apa tuh?”
“Ya beda lah yah. Kalau dulu kita belum nikah, aku memang ga mau dirayu, apapun itu pasti gombal, dan aku ga akan percaya sama cowok yang suka ngrayu. Pasti pembohong! Tapi sekarang kan kita sudah nikah, pastilah ayah ga akan bohongin aku dengan rayuanmu. Kalau bohong, kan tinggal ditinggal pergi!”
Merayu bukanlah pekerjaan mudah buatku. Pernah aku mencobanya beberapa kali dan ternyata rayuannya garing dan malah diketawain. Wah ini istri minta diapain ya? katanya minta dirayu, begitu aku merayu malah ketawa. Sejak saat itu aku kapok merayunya. Aku gagal menjadi perayu karena memang aku tidak berbakat. Menurut kalian apakah aku menyerah, atau aku lebih mencari cara yang aku bisa lakukan? Aku tak mau dikatakan menyerah karena aku punya banyak cara yang bisa kulakukan. Aku lebih suka memuji dengan hasil karyanya.
Suatu ketika, dia bercerita bahwa dia berhasil memerangi dirinya dengan memberikan maaf pada orang yang telah menyakitinya.Aku pun langsung meresponnya.
“I am so proud of you, Hon!” kataku.
“Apa sih yah. Apanya yang bikin bangga?” dia balik bertanya.
“Kamu adalah pejuang bagi dirimu dan itu tak mudah loh.”
Dia hanya tersenyum dan berbalik meninggalkanku sendiri di dapur setelah mencubit pipiku.
Aku terdiam melongo.
0 comments: