Banyak siswa menyatakan sudah kengen sekolah, kangen teman, dan kangen guru ketika saat itu siswa diminta menuliskan refleksi dalam salah satu sesi acara orientasi siswa yang diadakan sekolah pada tanggal 21 hingga 23 Juli lalu. Keinginan mereka memang beralasan. Kejenuhan dan kangen rupanya sudah membuncah dan tak tertahankan lagi.
Pembelajaran tatap muka atau lebih dikenal dengan PTM sudah menjadi nyanyian sehari-hari bagi setiap insan pendidikan saat ini. Sementara rasa kangen siswa dengan guru atau sebaliknya harus ditahan terlebih dahulu. Kerinduan yang tertahan ini akan terus berlangsung samapi batas waktu yang belum bisa ditentukan.
Banyak pula sekolah yang sudah mempersiapkan pembelajaran tatap muka. Berbagai sarana prasarana sudah dipenuhi oleh sekolah termasuk simulasi pembelajaran dalam masa pandemi, SOP pembelajaran tatap muka, dan melengkapi proposal yang disyaratkan untuk pembelajaran tatap muka ke dinas pendidikan sudah dilakukan. Namun hasilnya, masih harus bersabar dan berdoa.
Kita tentu tidak hanya bisa berharap wabah ini cepat pergi tetapi tidak melakukan apapun. Kalau begitu, sama saja seperti si pungguk yang selalu merindukan bulan. Tentunya kita harus turut serta di dalamnya. Satu orang melakukan tindakan kecil sesuai protokol kesehatan, dampaknya akan luar biasa. Jadi tidak perlu menunggu orang lain melakukan terlebih dahulu, apalagi cuma menyalah-nyalahkan kebijakna pemerintah. Mulailah dari sekarang dan dan dari diri kita sendiri saja.
Kembali ke pembelajaran tatap muka, usaha yang sudah dilakukan sekolah untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka dari A hingga Z memang sudah seharusnya dilakukan. Tidak ada yang sia-sia dari segala usaha dan persiapan, sehingga ketika PTM itu benar-benar dilaksanakan, semua sudah tinggal cus.
Kerinduan siswa dan guru untuk bersua, belajar, dan berkolaborasi dalam kehingaran kegiatan di sekolah memang sudah menjadi keinginan yang tak terbendung lagi. Walaupun faktanya harus menunggu dan menunggu lagi. Tetapi kita tidak berhenti sampai di situ dan terus berupaya untuk mencari cara agar pembelajaran online terasa offline. Kedengarannya seperti mustahil tetapi hal ini mungkin terjadi walaupun masih jauh dari yang kita inginkan seperti the real classroom. Setidaknya sekolah atau guru sudah berusaha mengadopsi berbagai aplikasi online untuk membuat pembelajaran terasa seperti tatap muka. Workshop online dan gratis yang menawarkan berbagai alternatif pembelajaran online menarik bertebaran di grup-grup WA. Tak ketinggalan banyak youtuber yang peka dan kreatif menawarkan banyak game icebreaking untuk pembelajaran online. Jadi, sekarang bukan waktunya lagi untuk mengeluh dan meratapi kapan PTM tetapi mencoba menikmati sambil mencari solusi. Mungkin itu yang bisa kita lakukan sekarang.
#July31WritingChallenge
Semoga pandemi segera berlalu..dan kota benar- benar bisa blajar tatap muka seperti yg dirindukn semua
BalasHapusYang penting semua sehat, aman dan tetap bisa belajar pak Ayo
BalasHapusBack to face-to-face learning, the efforts that have been made by the school to prepare face-to-face learning from A to Z should have been done. Nothing is wasted from all the effort and preparation, so when PTM was actually implemented, all had stayed cus.
BalasHapus