Kamis, 24 Juni 2021

Bertambah atau Berkurang Sama Saja


Saya pernah mendengar seseorang yang menyesali sebuah kejadian sehingga dia berucap, seandainya waktu bisa diputar kembali. Saya jadi ingat, kalimat tadi seperti pembelajaran grammar bahasa Inggris, yang dikenal dengan Conditional Sentences tipe dua atau tiga. Kalimat pengandaian yang tidak mungkin terjadi.

Kali ini saya hanya ingin merefleksikan sebuah perjalanan waktu mungkin hampir mirip dengan kalimat pengandaian tadi, di mana pada tanggal 19 Juni lalu, usia saya genap empat puluh delapan tahun. Alhamdulillah, sudah cukup tua dan hampir mencapai kepala lima. Kalau dilihat dari angkanya merupakan usia yang cukup matang, tapi kok saya merasa belum matang juga. Saya masih merasa muda dan tetap berjiwa muda. Bahkan saya masih ingin disebut sebagai anak milenial. Apakah ada yang salah dari saya? Tetapi itulah yang saya rasakan. Seandainya saja, waktu tidak begitu cepat berlalu. Tetapi semua itu sudah terjadi.

Seiring waktu berjalan, dan apabila saya menghitung, maka usia saya semakin bertambah dan menjadi semakin tua. Namun sebaliknya, maka jatah hidup saya untuk menghirup segarnya udara di dunia akan semakin berkurang. 

Katakanlah, jika seseorang yang sedang menanti hari ulang tahunnya, karena berharap akan dapat surprise dari orang terdekat, tentunya dia juga akan mendapatkan hadiah tambahnya usia yang sekaligus berkurangnya jatah hidup. Saya tidak akan memperdebatkan sebenarnya usia kita itu bertambah atau berkurang, karena sebenarnya sama saja. Yang penting bagi saya adalah segera melakukan perenungan diri tentang apa yang pernah saya perbuat dan capaian apa saja yang sudah pernah saya buat selama mengisi waktu yang sudah berjalan. Mungkin sekarang saya harus memikirkan tentang apa lagi yang harus saya lakukan untuk mempersiapkan waktu yang masih tersisa yang akan terus merayap hingga ke ujung masa tanpa terasa.

Dalam kehidupan nyata, kenapa saya mengatakan dalam kehidupan nyata, karena banyak dari kita yang kadang tidak bisa menerima kenyataan seperti saya, banyak orang sengaja menghindar ketika diajak bicara soal usia terkecuali bagi orang-orang yang sudah siap menerima kenyataan. Karena banyak kenyataan yang kadang harus kita tolak keberadaannya. Dan kita tidak perlu malu untuk menolak kenyataan kalau memang belum siap menerimanya. 

Dalam kehidupan nyata, saya ulangi lagi, kita sering disibukkan untuk hal-hal seperti berikut. Kenyataan bahwa rambut kita sudah mulai beruban hingga kita menjadi korban iklan product pewarna rambut. Kenyataan bahwa gigi kita sudah mulai tanggal lalu disibukkan dengan doker gigi dan pasang gigi palsu. Kenyataan badan sudah mulai melar lalu disibukan dengan diet ketat dan olahraga. Kenyataan keriput di wajah sudah mulai muncul hingga disibukan dengan produk kosmetik atau dokter kecantikan untuk menutupi kenyataan pahit yang menghiasi wajah. Dan disibukan-disibukkan kegiatan lain yang tentunya untuk mengingkari kenyataan bahwa kita sudah berumur. Mungkin tidak mengingkari kenyataan, karena manusia yang memiliki sifat struggle atau berjuang, tentu tidak akan diam dengan hanya menerima saja kenyataan pahit yang akan menimpanya, termasuk bertambahnya usia. Saya tidak menganggap kesibukan-kesibukan tadi sebagai tindakan yang salah apalagi melwan takdir, karena itu adalah wujud usaha sebagai ungkapan rasa bersyukur dan menyayangi diri kita. Kalau bukan kita sendiri siapa lagi? Mungkin itu ungkapan pembelaan bagi diri saya juga.

Kenyataan lain, banyak orang yang ketika ditanya berapa usianya cenderung untuk mengalihkan jawabannya atau menghindarinya. Atau kalau yang cerdas, akan berfikir dua kali untuk tidak menanyakan usia seseorang, karena tahu diri, atau memang etikanya seperti itu.

Setiap orang mempunyai cara tersendiri menanggapi persoalan waktu dan usia. Ada yang semakin tafakur dan berserah diri dengan melakukan banyak ibadah dan beramal jariah. Namun ada juga yang sebaliknya, mencari kesenangan atau mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya di usia tua. Kalau menurut saya semua itu sah-sah saja. Semua tergantung pilihan masing-masing. Saya tidak akan membebani pikiran saya sendiri juga mungkin anda. Karena saya dan anda sudah tahu jawabannya siapa diri kita masing-masing.


Juni 2021


Previous Post
Next Post

An English teacher of SMA Puhua Purwokerto who wants to share every moment in life.

3 komentar:

  1. Menikmati proses usia berganti dan mengisi dengan hal menyenangkan diri membaut bertambahnya usia menjadi hal yang mengasyikkan. Bertambah atau berkurang sama saja, tinggal kita menyikapinya dan merefleksikannya.

    Terimakasih untuk tulisannya Pak.
    Sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Mas Indrakeren. Sudah baca tulisan saya. Mantap

      Hapus