Rabu, 16 Juni 2021

Memaknai Pancasila Sila kedua, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab







Dalam memaknai Pancasila sila kedua, saya akan sedikit merefleksikan beberapa peristiwa yang kerap terjadi di sekitar kita dari sebelum NKRI terbentuk hingga sekarang. Banyak peristiwa yang sudah terjadi dan hendaknya menjadi bahan perenungan kita bahwa masih banyak kejadian yang terlepas dari rambu-rambu yang diamanatkan dalam sila kedua Pancasila yaitu 'Kemanusiaan yang adil dan beradab.'

Semenjak wilayah nusantara ini masih dalam bentuk kerajaan-kerajaan, begitu banyak peristiwa yang mengorbankan jiwa akibat keegoan dan arogansi kepemimpinan pada masa itu di setiap kerajaan dalam memperebutkan wilayah masing-masing. Perang perebutan wilayah kekuasaan antarkerajaan dan bahkan perang saudara terjadi di mana-mana, katakanlah dari jaman Majapahit hingga jaman Mataram Islam dan seterusnya. Nilai-nilai kemanusiaan terasa lebih rendah dari sekedar kekuasaan, politik, dan kepentingan. Belum lagi munculnya para penjajah mancanegara yang bercokol di bumi nusantara dan ingin mengeruk kekayaan sebanyak-banyaknya. Korban masyarakat pribumi nusantara akibat penjajahan tidaklah sedikit dari peperangan hingga kerja paksa dan tanam paksa.

Setelah Indonesia merdeka pun masih kita catat banyak terjadi pemberontakan yang selalu berusaha untuk merobohkan pemerintahan Indonesia yang sah dan tentunya menimbulkan korban yang tidak sedikit. Penganiayaan terhadap saudara sendiri terjadi di mana-mana hanya karena berbeda paham atau organisasi. Dan puncaknya yaitu pada tahun 1965 terjadi pergerakan yang menyayat hati yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. 

Sekarang, di jaman yang sudah bisa dikatakan damai dari peperangan, masih pula sering terdengar pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang sering kita dengar di sekitar kita. Berita-berita tentang penindasan, kekejaman, perselisihan antar kelompok, tawuran, pembunuhan masih sering terjadi. Bahkan kasus demi kasus penistaan melalui sosial media sering terjadi pula di jaman yang sudah demikian modern dan damai ini dan tentunya berlawanan dengan makna sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

Lalu, bagaimana cara kita untuk bisa menjunjung tinggi peradaban kemanusiaan sesuai dengan makna sila kedua Pancasila di jaman yang sudah modern ini?

Kalau dulu saya SD di tahun delapan puluhan, saya wajib menghafal 36 butir P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila), dan itu tidak mudah bagi seorang siswa seperti saya untuk lancar menghafal. Begitu pula pada awal masuk SMP, sekolah wajib mengadakan penataran P4, mungkin kegiatan serupa di masa sekarang yang lebih dikenal dengan istilah MOS, MOPD, atau yang terbaru MPLS. Memang tidak bisa dikatakan bahwa menghafal P4 itu juga akan efektif sehingga siswa setelah menghafal, lalu bisa mengamalkannya, seperti dari kepanjangan P4 itu sendiri, karena jujur, dulu saya juga tidak begitu mengerti makna dari butir-butir yang saya hafalkan itu. Tetapi setidaknya, setelah dewasa, saya berfikir, bahwa kalau kita renungkan butir-butir P4 itu sebenarnya merupakan rumusan yang sangat luar biasa, kalau kita-benar-benar mau melaksanakannya. 

Berikut saya kutipkan 8 butir penjabaran dari sila kedua Pancasila:











  1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
  2. Saling mencintai sesama manusia.
  3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
  4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
  5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
  6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
  7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
  8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu kembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

Dari delapan butir penjabaran sila kedua sesuai dengan P4, maka jika sebagian saja kita bisa menerapkan dalam kehidupan dengan sebenar-benarnya, bukan tidak mungkin tujuan dari para pemikir bangsa ini hingga mencetuskan dasar negara dalam bentuk rumusan Pancasila akan tercapai. Khususnya untuk sila kedua ini akan tercipta di mana kami akan saling menghargai hak-hak hidup sesama kita, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, tidak saling merendahkan, saling mencintai, saling membantu, dan menjujung keadilan. Betapa hidup ini akan tercipta perdamaian dan kedamaian hidup di negeri yang sudah merdeka ini.

Salam literasi

"Tulislah kegelisahanmu, sehingga semakin banyak orang gelisah setelah membaca tulisanmu"

#AISEIWritingChallenge

#HariKesaktianPancasila

#June2021Challenge






Previous Post
Next Post

An English teacher of SMA Puhua Purwokerto who wants to share every moment in life.

3 komentar:

  1. Semoga kita dapat menerapkan ajaran pancasila yang luhur agar tercipta masyarakat yang saling menghormati,saling mencintai sehingga masyarakat adil dan makmur sesuai pengamalan pancasila sila kedua ini benar-benar terwujut. Aamiin

    BalasHapus
  2. Masya Allah mantul tulisannya pak Sugi, semoga istikomah dalam menyikapi perkembangan kehidupan bangsa dan mampu menuliskannya agar tercipta realita yang sesuai dengan konsep dasar negara bangsa Indonesia, dimulai dari diri pribadi menjadi pelaku baik sila ke 2

    BalasHapus