Jumat, 26 November 2021

Orang Dewasa pun Perlu Bermain



Jumat malam, kami sekeluarga berniat untuk melepas ketegangan dan mengendorkan syaraf setelah dalam sepekan bergelut dengan pekerjaan dan pelajaran bagi anak-anak kami. Kami sepakat untuk having dinner out sambil jalan-jalan. Saat yang paling tepat untuk membawa anak-anak ke sebuah tempat makan dan habis itu jalan-jalan ke stationary. Kami tidak mengunjungi banyak tempat, tapi cukup satu tempat saja yang bisa untuk makan dan bisa ke stationary. 

Aku tak menyangka rupanya anak-anak sangat antusias dengan planning ini. Kalau sudah dengar kata stationary, banyaklah yang ada di pikiran mereka khususnya yang sudah sekolah, pasti sudah di rancang sebuah list panjang tentang apa yang mau dibeli. Tak lupa, si kecil pun sama. Dia sudah merengek untuk menambah koleksi mainanya. Kalau sudah begini, aku tinggal mencolek bendahara rumah untuk menyiapkannya. 

Benar saja, selesai makan, kami langsung meluncur ke stationary yang kebetulan satu lantai dengan tempat makan kami, jadi tidak perlu repot untuk naik eskalator. Aku mengawal si kecil untuk searching mainan sedangkan si ibu mengawal dua anak gadis kami yang masih sekolah. Kami membiarkan mereka untuk explore stationary, dan tentunya dengan dengan daftar yang sudah disiapkan. 

Beberapa kali aku berputar ke toys station yang ada di tempat tersebut. Aku tahu apa yang si kecil inginkan kalau bukan Bumblebee pasti Optimus Prime sejenis mainan transformasi yang bisa berubah menjadi mobil dan juga robot. Rupanya kesukaan terhadap mainan ini belum bisa tergantikan. Senangnya, si kecil tidak pernah menuntut untuk membeli mainan yang produk asli. Jadi cukup dengan mainan sejenis yang tidak terlalu mirip dengan aslinya pun tidak masalah. Dengan begitu pun dia tetap menyebutnya Bumblebee atau Optimus Prime. Hal ini tentunya meringankan dari segi kocek orang tuanya. Dan si kecil pun akhirnya mendapatkan yang dia inginkan dan bisa bermain dengan gembira.

Selesai mengawal si kecil, kami mulai berkerumun di kasir, dan aku pun melihat dua gadisku sudah menenteng barang-barang hasil buruannya. Dari matanya, aku dapat melihat kegembiraan mereka setelah sekian lama tidak bertandang ke stationary. 

Masih di kasir, tiba-tiba, aku terpikirkan sesuatu dan nyeletuk ke istri saya yang bernada meminta persetujuan. "Bu, aku juga mau beli sesuatu, boleh ga?" Nadaku seperti anak lima tahun yang memelas dan khawatir permintaannya tidak akan dikabulkan. Ya, karena aku tahu persis yang akan aku beli adalah sebuah mainan. Entah kenapa juga aku seolah tiba-tiba berubah menjadi anak kecil dan ingin beli mainan.

Sekilas tadi aku melihat mainan Rubik Cube yang akhir-akhir ini aku gandrungi untuk sekedar diputar-putar, mencoba membuat warna yang sama satu sisi, atau mencoba cari cara di Youtube totorial walaupun alhasil, belum pernah sukses membuat seluruh sisi dengan warna masing-masing. Bagiku, itu bukan tujuan utama yang harus dicapai. Karena kalau sudah ketemu caranya, nanti menjadi tidak asyik lagi untuk dimainkan. 

Nah, mau tahu asal usul Rubik dan manfaatnya?

Menurut Wikipedia, Kubus Rubik adalah sebuah permainan teka-teki mekanik yang ditemukan pada tahun 1974 oleh pemahat dan profesor arsitektur Hongaria ErnÅ‘ RubikKubus ini terbuat dari plastik dan terdiri atas 26 bagian kecil yang berputar pada poros yang terlihat. Sedangkan untuk manfaatnya ternyata banyak sekali manfaat dari permain ini, diantaranya adalah: 

  1. Meningkatkan Kemampuan Analisis
  2. Meningkatkan Fokus dan Konsentrasi
  3. Meningkatkan Kesadaran Spasial
  4. Menguatkan Kemampuan Pengenalan Pola
  5. Meningkatkan Memori
  6. Meningkatkan Gerakan Reflek
  7. Mengasah kemampuan menyelesaikan masalah
  8. Mengasah kemampuan berfikir sebelum bertindak
  9. Meningkatkan Kesabaran
  10. Membuat Pikiran Tetap Aktif
Kalau melihat beberapa manfaat di atas, mainan ini bagus untuk anak-anak dan baik juga dimainkan oleh orang dewasa. Untuk orang-orang seusiaku yang hampir limapuluh, apakah masih pantas bermain rubik seperti ini? Sepertinya tidak ada salahnya juga bahkan ini perlu karena semakin menuanya usia justru semakin banyak hal yang mulai berkurang seperti mulai melemah untuk mengingat-ingat sesuatu atau gampang lupa, susah konsentrasi, banyak masalah dan susah menyelesaikan, keaktifan untuk tetap berfikir, dan lain-lain. Selain itu, mainan ini adalah mainan yang efektif buat pengisi waktu luang, asal jangan lupa keasyikan sehingga melupakan orang-orang yang ada di sekitar kita dan lupa mengerjakan hal lain yang lebih prioritas.








Previous Post
Next Post

An English teacher of SMA Puhua Purwokerto who wants to share every moment in life.

4 komentar:

  1. Waaah Ayah ga mau ketinggalan beli mainan juga. Sip... Dari manfaatnya .ga rugi ko sang bendahara mengizinkan bli maunan tersebut. Hehe

    BalasHapus