Minggu, 16 Januari 2022

Never-ending Sharing Good Things



Di era digital ini, tidaklah sulit untuk melakukan sesuatu baik itu sesuatu yang buruk maupun yang baik. Banyak sarana atau platform yang bisa digunakan untuk mempermudah kita untuk berbuat sesuatu.

Setiap orang bisa berbagi apa saja dengan sangat mudah dan cepat di era digital ini. Semisal kita berniat untuk membantu korban bencana alam di luar sana, kita tinggal pencet beberapa tombol smartphone untuk transfer dana bantuan, dan dana pun terkirim dengan cepatnya. Yang mau berbagi pengalaman, sharing ilmu pengetahuan juga sangat terbantu di era digital ini. Begitu pula bagi yang punya otak jahat, sangatlah mudah di zaman ini untuk melakukan niatnya. Alangkah mudahnya bagi kita di zaman ini untuk berbuat sesuatu. Semua kembali kepada niatnya masing-masing.


Seperti pengalaman yang baru-baru ini menimpaku juga merupakan salah satunya. Aku merasa dibuat tidak nyaman oleh perlakuan entah siapa. Mereka, aku sebut mereka karena berkali-kali orang-orang ini menghubungiku via pesan WA dengan nomor berganti-ganti. Pernah aku blokir nomor pertama, hingga muncul nomor kedua yang menyebutkan dari perusahaan yang sama. Aku sebut perusahaan karena dalam pesan tersebut mereka mengatasnamakan sebuah nama seperti sebuah usaha, tepatnya usaha pinjaman dana online. Selama ini aku tidak tahu-menahu dengan nama-nama aplikasi usaha pinjaman online, hingga aku coba cek di Playstore ponselku dan ternyata memang ada aplikasi tersebut. Tapi aku tidak langsung percaya juga kalau yang menghubungiku adalah benar-benar dari  perusahaan tersebut. Bisa saja hanya sebagai alibi untuk melakukan kejahatan dengan mengatasnamakan sebuah perusahaan. 


Atau semisal itu pun benar dari pihak perusahaan yang menghubungiku, mereka juga merupakan korban penipuan bagi nasabah yang memang melakukan peminjaman. Karena menurut penuturan seseorang yang menghubungiku, bahwa nomorku ditulis sebagai nomor saudara yang bisa dihubungi. Dan nama dari orang tersebut (orang yang meminjam dana, kalau itu benar) pun tidak ada dalam daftar nama saudara-saudaraku atau teman-temanku. Jadi ini merupakan murni penipuan dengan cara pencatutan nomor HP secara random yang dilakukan seseorang saat meminjam dana pada peminjaman dana online. Dan mungkin nomorku menjadi pilihannya yang diambil secara acak atau dengan cara apapun yang tidak aku ketahui. Jelasnya, menurut pengakuan dari petugas perusahaan peminjam dana online tersebut mengatakan bahwa nomorku dipakai sebagai nomor saudaranya yang bisa dihubungi. Bukankah ini sudah keterlaluan? 


Terus terang akhir-akhir ini aku sering dibuat jengkel dengan munculnya pertanyaan-pertanyaan yang tiba-tiba muncul lagi di WA ku. “pagi, gimana apa beliau sudah siap membayar tagihan di K……..T?” Itu pesan pagi ini. Dan sudah berkali-kali aku sudah sampaikan bahwa aku tidak mengenal orang tersebut. Dia menyampaikan lagi, “disini anda di cantumkan saudara”. Aku tidak peduli. Walaupun sebenarnya aku sudah ga peduli lagi tapi rasa jengkel ingin membalas, akhirnya aku balas lagi, “sudah berkali kali dari yg menghubungi saya terdahulu, kalau nomor saya dicatut orang, masih juga hubungi saya, coba cari cara yang lain lagi, cari alamatnya atau bagaimana, cari rumahnya, bukankah ada biodatanya? Anda kok lebih percaya sama no HP yg bisa diakses oleh siapa saja secara random, kalau dia menyebutkan saudara, apakah dia menyebutkan saya apanya, namanya siapa, alamatnya di mana? kalau cuma no HP kenapa ànda sebagai perusahaan profesional percaya saja?” Itu yang terakhir aku tulis di pesan Whatsapp dan setelah itu tidak ada respon lagi. Pernah juga aku sampaikan seperti itu tapi dengan nomor yang berbeda beberapa minggu yang lalu. 


Sungguh merupakan pengalaman yang menjengkelkan, hingga sebelumnya aku sempat emosi dan mengeluarkan kata-kata kasar dan mengancam mau melaporkan pada yang berwajib. Tapi selebihnya aku tak pedulikan lagi namun rupanya hingga hari ini mereka masih menanyakan lagi. Aku hanya berpikir, begitu mudahnya di era digital ini orang melakukan kejahatan atau penipuan. Alangkah bodohnya aku hingga terpancing emosi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka walaupun aku tahu aku akan selalu waspada dan tidak akan pernah memberikan identitasku atau informasi yang dapat untuk dilacak. Memang, kebaikan era digital ini bisa dimanfaatkan oleh siapa saja tergantung dari siapa usernya. Kalau penggunanya orang yang berhati mulia dan suka berbagi kebaikan, tentunya kebaikan akan terus tersebar di mana-mana. Tetapi ketika kebaikan zaman digital ini jatuh pada pribadi yang rusuh dan hanya mencari keuntungan, sarana ini akan menjadi ladangnya untuk menyengsarakan orang lain demi keuntungan pribadi. 


Dari peristiwa ini dapat kita ambil pelajaran penting bahwa tetaplah menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang banyak bukan sebaliknya selalu merugikan orang banyak. Kesempatan berbuat baik di era sekarang sangatlah terbuka luas bagi kita walaupun hanya berbagi satu untaian kata nasihat atau ajakan pada orang lain untuk berbuat baik.


Previous Post
Next Post

An English teacher of SMA Puhua Purwokerto who wants to share every moment in life.

4 komentar:

  1. Informatif. Terima kasih sudah berbagi. Waspada, hati-hati, dan tidak cerobaoh adalah kunci.

    BalasHapus
  2. Mudah-mudahan kita menjadi orang yang lebih banyak manfaatnya daripada merusaknya. Aamiin

    BalasHapus
  3. Waspada adalah yang utama di dalam era digital. Sharing sebelum sharing menjadi hal yang perlu dilakukan.
    Terimaksih sudah berbagi Pak

    BalasHapus
  4. Terima kasih. Satu pengalaman yang mengajari sayavuntukbterus berhati-hati

    BalasHapus